Tabir
Oleh: Iftihal Muslim Rahman
Alam yang kau sebut derita itu ku sebut rindu
Ada bekas hangat dekapnya yang ingin ku basuh nanti
Adakah janggal kau rasa?
Meramu senandung di temu kita nanti kala melihatmu saja aku tak pernah
Palsukah yang ku lihat dari layar ponsel?
Aku mulai enggan peduli
Bagiku, jumpa nanti lebih genting
Terpanjar sukma bertahun silam ku diam
Kau kah itu yang menanak rasa?
Sudahkah matang? Belum siap?
Aku sudah tak sanggup lagi
Bisa hari ini? Bisa besok?
Jangan tambah lama lagi -manjaku
Kau amat beku, mungkin meraba tanya ada apa dengan rasakau
Andai cinta lahir melalui mata jatuh ke hati, ku rasa ini berbeda
Tentangmu, katamu, dirimu membuatku buta hanya ingin kamu
Lekaslah datang, jadikan aku peradabanmu
Pulau ini telah siap menampung kita
Bekasi, 7 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar