Manusia

Aku selalu berusaha menjadi pendengar yang baik sebab sadar betapa percayanya mereka hingga mengeluhkan hidup ke manusia yang katanya mengurus diri sendiri saja tak becus.

Aku hanya tidak ingin mereka berhenti bicara dan merasakan pedih sendirian hanya karena tidak didengar, hanya karena dibantah, hanya karena merasa tidak dimengerti. 

Aku berusaha menjadi mereka kala mereka bicara. Supaya aku merasakan kepedihannya, supaya aku bisa membuatnya tidak merasa hidup sendirian dalam kekejaman semesta.

Aku tak peduli akhlaknya belum baik, aku doakan mereka lekas ada di jalan yang benar, meski hari ini mereka anggap jalannya sudah paling benar. Aku pun begitu dengan memilih banyak kesalahan sebagai dosaku. Aku menikmatinya, mereka mungkin juga. 

Tak perlu banyak dinasehati apalagi ditinggalkan. Aku saja hanya perlu diingatkan meski tahu tak akan didengar, aku kadang hanya tersenyum dan memberi alibi. Aku akan senang jika yang menasehatiku sudah memahamiku, bahwa aku akan berubah jika aku ingin, bukan karena ditekan agar berubah.

Setidaknya, itu yang aku lakukan pada mereka. Mencegah kawan bunuh diri, mendengar jeritan kawan, menenangkan kawan, memeluk mereka meski kadang hanya lewat kata. Bukankah itu mudah jika di hati kita hanya ada tujuan memanusiakan manusia? Berbuat baik memang selalu rumit bagi mereka yang tak manusiawi.

Aku percaya setiap orang adalah penyayang, pengasih. Maka sebagai pemilik nama “Rahman” aku akan menjaga doa orang tuaku supaya aku jadi pengasih.

Aku mungkin bukan perempuan lembut, kasar adalah identikku. Kabar baiknya, aku tak peduli dengan itu, asalkan aku tetap bisa menjaga siapapun supaya tetap bertahan hidup dalam kesulitan meski bantu yang ku berikan tak ada apa-apanya, aku hanya ingin berusaha. Semoga aku lebih murah hati ke depannya.

Bekasi, 7 Mei 2020

Komentar

Postingan Populer