Pandemi Kremi

Oleh: Iftihal Muslim Rahman

Jangan mau diobrak-abrik kehaluan bahwa pandemi ini adalah buatan tangan, bukankah hadirnya telah mengistirahatkan bumi? Bahkan sebagai pengingat orang-orang kaya itu pada yang melarat!

Dompetnya terlalu tebal sampai tak sanggup membayar nyawa yang Tuhan tawarkan untuk disumbangkan pada dompet-dompet tipis, kikirkah atau takut kehabisan? Sedang sedekah adalah pemberi rezeki.

Bertahun silam diberi kemewahan, bukankah ini saat yang tepat untuk benar-benar merasakan tak punya apa-apa kecuali sehat yang berharga? Tak sudikah menyelesaikan misi kehidupan masuk ke dalam kubur? Begitu kerdilkah amalan hingga ketakutan menemui ajal?

Mereka diajar, kita diajar, semua diajar untuk kembali mengingat siapa yang empunya kehidupan sampai lantas begitu terlupakan. Hiduplah jika memberi itu belum lekat, jangan siakan yang telah ada pada tanganmu.

Bumi telah lelah kawan, tiap hari dikuras untuk menghidupi keserakahan banyak orang, bumi tak bisa memberi lagi untuk yang butuh sebab yang berkuasa tak izinkan itu. Maka Yang Maha Kuasa hadir melumpuhkan keserakahan itu. Ini bukan dakwah, ini gerutu tajam tentang ketimpangan.

Ada tangan yang getir memohon supaya hidup lebih baik. Ada tangan yang sembarangan begitu angkuh padahal tak punya apa-apa lebih dari kecuali berbagi. Dengungkan kehidupan. 

Bertahanlah meski sulit, berbagilah dan tak merasa kurang, bukankah tak ada apa-apanya ketakutan kecuali kita tetap melakukan hal baik? Saling menguatkan, melangkahlah membantu jiwa-jiwa yang merintih. Jadilah tangan Tuhan untuk menjawab kesengsaraan, berkahilah hatimu dengan cinta dan kasih.

Maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan?

Bekasi, 3 Mei 2020

Komentar

Postingan Populer