Pesta Porak Poranda

Oleh: Iftihal Muslim Rahman

Kenapa ia begitu handal mengukir luka untukmu?
Bertahankah engkau dengan semua gerutunya atas tinggalmu?
Berkali purnama hadir temani malam menyaksikan betapa sulitnya engkau dilepaskan
Bukan, bukan karena ia tak ingin
Tapi sebab engkau yang begitu ingin menjaganya dalam dekapmu
Padahal mencium aroma tubuhmu saja ia mual
Gerah dengan pelukmu yang katanya hangat
Sedang ia lebih ingin gigil dalam hari-hari yang kau jaga supaya ia tak kedinginan
Berapa lama kali kau bertahan untuk ia yang ingin kehilanganmu segera hadir?
Kau tatap nanar, menyaksikan saat itu tiba
Dimana perayaan atas kepergianmu begitu meriah
Tak ada duka disana, ia diselamatkan telah mengurai engkau yang disebut racun

Awan-awan gelap menemani petir pada harimu yang tak lagi baik
Selama ini kau hanya menerima kepalsuan
Ternyata tak ada ketulusan yang seringkali kau banggakan
Rusakkah hatimu?
Jurang telah menantimu
Matilah, ombak siap menggulungmu ke tengah-tengah
Abadilah dikenang sebagai pengarung lautan
Katanya kau berenang jauh, tak kunjung pulang dikira merantau
Kau melompat, menelan takdir yang sama sekali tak pernah berpihak pada bahagiamu
Jika hari nanti kapal menemukan jasadmu, maka perayaan kedua digelar
Betapa kematianmu adalah pesta pora semua hati
Sukmamu tak pernah tenang menyaksikan kenaifan hidup
Kau bener-benar tak pernah diinginkan siapapun
Kau benar-benar duka yang hidup puluhan tahun bagi mereka
Bahkan bagi ia yang pernah kau sebut mencintaimu paling tabah
Pulanglah, kau layak untuk menyerah

Bekasi, 15 Mei 2020

Komentar

Postingan Populer