Tinkerbell
Oleh: Iftihal Muslim Rahman
Hai, aku sedang mengurai alasan di balik mengapa aku menyebut diriku Tinkerbell. Beberapa diantara kawanku pasti melihat acap kali aku menggunakan gambar Tink sebagai awal penyebutan namaku. Aku sangat menyukai gambar itu diantara deretan gambar mini lain. Sampai akhirnya ku tahui, bahwa semuanya lebih dari pada itu.
Tink memiliki sifat Androgini. Maksud dari androgini di sini ialah gaya kepemimpinan yang tegas seperti bapak dan seakan seperti ibu. Ia juga sangat gigih dan begitu kreatif, meskipun begitu pencemburu, egois dan keras kepala. Tapi ini bukan tentang Tinkerbell Syndrome. Sama sekali bukan.
Aku sedang mengurai alasanku menyebut diriku Tinkerbell, pelan-pelan. Aku sangat suka tokohnya meskipun tidak begitu menyukai karakteristiknya secara penuh dalam kartunnya. Tapi ia begitu lucu, peri yang ku sukai.
Peri, iya peri, aku ingin menyebut diriku peri, tapi bukankah peri sangatlah banyak dan beraneka ragam? Ingin jadi peri macam apa aku? Nah, aku ingin menjadi Tink sesuai versiku. Nama Tink sendiri bagiku lucu dan terdengar menyenangkan. Aku merasa begitu gigih dan ingin menjadi kreatif pula. Jadi, aku merasa Tink adalah pilihan yang tepat.
Sesuai versiku, Tink adalah peri yang kuat dan sangat tangguh bagaimana pun ia mengepakan sayapnya, ia akan selalu jadi bintang, akan selalu bersinar dimanapun ia berada. Aku adalah itu semua, semua harap, sebuah doa yang ku rapalkan diam-diam (yang kini terang-terangan) supaya Tuhan mengiyakan mimpiku menjadi lebih tangguh, gagah berani, gigih akan mencapai apapun, serta tetap menjadi penyayang.
Tink di sini tidak sombong, akan selalu berada di bawah meskipun kadang iri dengan keadaan di atas, di bawah ini berarti akan selalu membersamai ketidaksempurnaan orang lain. Membuat orang-orang di sekitarnya menjadi bintang dan penyelamat, minimal untuk hidup mereka sendiri.
Sangat menyenangkan memimpikan banyak hal baik untuk terjadi. Ku gantungkan rapalan ini di langit-langit harapan yang Tuhan sediakan, semoga milikku segera direstui semesta, dijabah Tuhan-ku, Allah SWT.
Bekasi, 25 April 2020
Komentar
Posting Komentar