Bukan Wejangan: Hubungan Jarak Jauh
Ada banyak tanya perihal bagaimana aku melangkahkan kaki dan bertahan untuk hubungan jarak jauh dengan sang kekasih sedang kepastian adalah hal sebenarnya masih gamang.
Beberapa tidak memercayaiku sebagai perempuan yang siap untuk segala ketidakmungkinan, beberapa lagi mengira aku akan mati karena menelan pahit cinta, beberapa lainnya mempertanyakan bagaimana caranya bertahan hidup dengan hubungan yang amat sadis.
Aku bukanlah orang yang paling menderita, bukan? Kalau urusan jarak jauh, mereka yang mengenal kata lebih dari lima tahun hingga sepuluh tahun ada, mereka yang mengenal kata lebih dari antar pulau hingga berbeda benua pun ada. Bukankah aku tak ada apa-apanya?
Aku hanya berusaha melihat derita orang lain di balik segala cemasku, aku meyakini bahwa dengan cara ini aku bisa bertahan hidup dengan pilihanku, mereka yang jauh lebih menderita bisa berakhir bahagia, maka harusnya aku bisa lebih mengamankan hati untuk itu.
Hubungan jarak jauh, long distance relationship, LDR. LDR itu bisa bertahan sejauh ini bukan karena semuanya baik-baik saja, tidak, tidak ada yang baik-baik saja perihal rindu tanpa jelas kapan temu hadir. Tapi karena ketika sudah lelah dengan keadaan, sudah sangat lelah, kita memilih untuk bertahan.
Kita bisa, kita sanggup, ayo bangkit. Bisa. Kita bisa. Pokoknya bisa. Sepasang itu bersikeras, terlalu gigih dan keras kepala urusan meyakinkan diri.
Belajar dari setiap kegagalan hari kemarin, yang belum bisa mengontrol emosi, yang terlalu banyak berfikir negatif, yang sering ribut, itu mulai dikurangi, itu mulai belajar bahwa ketika kita sama-sama itu kita kuat menjalani segala macam kehidupan, bahwa hubungan jarak jauh ini adalah pilihan Tuhan yang paling terbaik untuk hubungan kita, ikhlas, menerima keadaan.
Pada akhirnya, ya kuat. Ya, terbiasa mengetahui makin banyaknya kekurangan pasangan. Akhirnya bisa kembali jatuh cinta setiap harinya, kembali ke awal hubungan yang mana cinta selalu bersemi disana, hubungan yang tenang: penuh rasa syukur, berterima kasihlah dengan keadaan ini.
Bekasi, 24 April 2020
Iftihal Muslim Rahman
Komentar
Posting Komentar