Resensi Buku Arah Langkah Karya Fiersa Besari


Judul buku: Arah Langkah
Penulis: Fiersa Besari
Jumlah halaman: 304 halaman
Tahun terbit: 2018 (cetakan pertama)
Penerbit: Mediakita
Harga Buku: Rp 88.000,- (untuk Pulau Jawa)

Buku Arah Langkah dari Fiersa Besari merupakan buku ke empat setelah buku Garis Waktu, Konspirasi Alam Semesta dan Catatan Juang. Buku keempat kali ini merupakan kisah nyata yang menceritakan tentang kehidupan pribadi Fiersa Besari di masa lampau. Buku ini bercerita bagaimana patah hati mampu membawanya pada petualangan. Patah hati adalah alasannya melakukan perjalanannya pada tahun 2013 silam.

Arah langkah tidak hanya menceritakan tentang patah hatinya, justru penuh haru dengan persahabatan yang terjalin dengan Prem dan Baduy. Perjalanan yang menceritakan bagaimana kehidupan asli Fiersa atau biasa disapa Bung pada masa itu mampu memberikan gambaran bagi penikmat karya Bung, bahwa masa lalu tidak mengutuk seseorang untuk hidup tanpa kebaikan di masa depan, terbukti pada buku Arah Langkah, bagaimana Bung di masa dulu dan sekarang yang jauh berbeda.

Ide pokok yang dibuat Bung sejalan dengan isi buku, petualangan. Perjalanannya keliling Indonesia sangat menginspirasi. Cerita yang dimuat berhasil dibuat secara sistematik dengan penulisan tahun di sub bab. Arah Langkah memuat alur mundur yang kemudian dibuat kembali mundur dengan menceritakan alasannya pergi bertualang. Cerita ini begitu tersusun harmonis sehingga mudah dipahami alur ceritanya. Sayangnya, meskipun buku ini mempunyai cerita yang menarik dan menginspirasi, gaya bahasa dari Bung memang terkenal cukup berat, sehingga terkadang perlu dibaca berulang kali untuk dipahami.

Buku ini sangat menarik, setiap babnya diberi judul dengan satu kata yang kemudian ditulis seperti dengan format kamus sehingga akan menambah pengetahuan kita seperti, ARKAIS (a) berhubungan dengan masa dahulu atau berciri kuno, tua dan WAHAM (n) kenyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan dunia nyata sert dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika; sangka; curiga. Selain itu banyak juga kata yang asing didengar ditelinga namun dalam buku ini ditulis dilengkapi dengan catatan kaki sehingga setelah membaca buku ini akan memperkaya kosakata pembacanya. Kata – katanya biasa menjadi sebuah quotes para pembacanya karena begitu menarik, bahkan di buku Arah Langkah ini pembaca mendapat quotes – quotes yang begitu indah, seperti kata – kata di bawah ini: 

“…satu-satunya penghalang langkah kita adalah rasa takut kita sendiri” halaman 280
“yang paling aku senangi dari bepualang adalah: sejauh apapun jalan yang kita tempuh, tujuan akhir selalu rumah.” Halaman 235
“cinta memang buta aksara, maka dari itu, butuh komitmen dua anak manusia untuk menjadikannya menjaga” halaman 32
“bukanlah kenangan buruk yang akan membuat kita bersedih, tapi kenangan terindah yang takkan biasa terulang lagi.” Halaman 246 

Buku Arah Langkah ini sangat dianjurkan untuk dibaca, selain memotivasi pembaca untuk bangkit dari masa lalu, buku ini juga memberikan banyak pengetahuan tentang budaya, bahasa, dan juga pelajaran hidup lainnya. Buku ini membangun rasa kecintaan terhadap tanah air sehingga sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Buku ini layak untuk dibaca karena mengandung nilai – nilai yang baik bagi kehidupan dan perjuangan untuk hidup, rasa persatuan yang tinggi dan menghargai tiap perbedaan yang ada.

Seorang kawan yang meresensi, Iftihal Muslim Rahman

Komentar

Postingan Populer