Diundang Untuk Pergi
aku tetap menutup semua celah
dibiarkan membias perlahan
tanpa pernah yang beku ini dibakar
aku masih dalam sakit yang sama
hilang semua bagai dilalap api
tapi enggan untuk hancur
aku benci kuatnya rasa
ia menghantarmu pada relung jiwa
hingga kehilanganmu
lebih dan semakin jauh
menyakitkan jiwa
duniaku terhempas
aku tetap mengikuti hati
memahami duniamu
luka
lagi-lagi
akibat ulahmu
aku tetap memilih begini
bukan bodoh
tapi aku tak tahu caranya keluar
bisakah ajari aku caranya melupakan?
seperti engkau
yang menghardik kejam rasaku
bilakah kau ingat
kau undang aku untuk menetap
namun kini
kau buang aku seolah aku ini peminta
siapa aku di matamu?
hingga kau hanguskan aku
terima kasih bijaksana, tuan.
Tasikmalaya,
23 Desember 2016
Diundang Untuk Pergi
-imr-
Komentar
Posting Komentar