Akhir Dari Liburan, Diesnatalis IMASI
Saat tulisan ini dimuat, kegiatan yang sedang aku ceritakan belumlah usai, masih berjalan. Namun dingin udara di tempat ini menusuk hatiku untuk menulis, hingga aku yang enggan bercerita, kembali memaknai keabadian, dengan, tulisan.
Sambil memakan roti isi keju kesukaanku, aku berbaring, tidak berselimut karena ingin tulisanku ini juga dingin, hingga bisa dihangatkan oleh sang pembaca yang ku syukuri hadirnya, begitu baik mau membaca sampah abadi ini.
Sejak hari kemarin, aku bersama teman-temanku dari Ikatan Mahasiswa Bekasi (IMASI ) Tasikmalaya, yang merupakan organisasi mahasiswa daerah, melaksanakan kegiatan Diesnatalis ke 1 IMASI. Ya, ternyata aku adalah peserta satu-satunya. Sisanya, yakni 28 orang adalah panitia dan Steering Committe yang merupakan pengurus lama. Kegiatan yang berlangsung di Lembang, Bandung ini berjalan sangat lucu yang berbeda dari kegiatan disnatalis lainnya yang aku ketahui.
Kegiatan ini tertata, namun sangat santai. Semua benar-benar dilakukan dengan rasa kebersamaan, seperti berlibur dengan teman-teman saja, berbagi tugas, yang entah itu masak, pergi ke pasar, mencuci piring, menyapu dan masih banyak lagi. Semua aktivitas dilakukan bersama-sama.
Banyak hal yang menyenangkan yang berjalan sejauh ini, meskipun udara dingin, namun hal-hal lucu sering terjadi. Mulai dari tutur kata khas orang Bekasi, hingga tingkah laku konyol yang dilakukan. Aku senang berada di tengah-tengah mereka, menjadi MC jadi-jadian, seru-seruan, yah banyak hal menyenangkan dilakukan.
Meskipun aku enggan menjadi pengurus, begitu arogan menyebutkan bahwa aku aktif di ORMADA ataupun hal lain yang menyangkut keorganisasian di IMASI, aku tetap senang ketika berada di tengah orang-orang yang satu kota denganku, yang hidup dalam suasana yang sama di kota kapitalis tersebut. Aku hanya mengikuti kegiatan besar yang dilakukan IMASI, seperti buka puasa bersama, Malam Keakraban dan Diesnatalis.
Setiap orang mempunyai alasan, bukan? Iya, aku pun sama. Organisasi ekstra kampus di Universitas Siliwangi (UNSIL) memang mendapat perhatian lebih, masih banyak hal yang enggan dibawa masuk dalam organisasi mahasiswa (ormawa) di UNSIL. Bukan hanya organisasi seperti HMI, PMII, KAMMI dan IMM yang diikuti oleh mahasiswa di UNSIL, masih banyak organisasi ekstra kampus yang diikuti. Entah berawal darimana, apa sejarahnya, mengapa organisasi ekstra kampus mendapat perhatian lebih oleh mahasiswa yang netral, seperti aku misalnya. Aku termasuk mahasiswa yang netral, tidak mengikuti ataupun aktif organisasi ekstra kampus, aku hanya mengikuti organisasi mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa yang ada di UNSIL, BLM FISIP dan Pers Mahasiswa.
Bukan enggan terlibat dalam konflik pun tidak menyukai organisasi tersebut, namun ada aturan-aturan yang tidak jelas pergerakannya di IMASI ini, lagi pula yang aku tahu, ORMADA ini adalah wadah berkumpulnya mahasiswa yang merantau di suatu daerah. Jadi hanya sebatas senang-senang seharusnya. Adapun jika ingin menjadi organisasi yang resmi, haruslah memiliki legalitas yang jelas, dari mana lagi jika bukan dari pemerintah di Bekasi. Dari sanalah, gerak yang dilakukan IMASI menjadi jelas. Jadi selama legalitasnya belum jelas, organisasi ini merupakan pergerakan yang ilegal.
Tapi itu bukan masalah jika IMASI benar-benar sebatas untuk kesenangan, jadilah IMASI ini sebagai komunitas biasa. Itulah mengapa aku enggan untuk aktif. Lagi pula,di BLM FISIP dan Pers Mahasiswa, tugasku sudah cukup banyak, sehingga aku harus memfokuskan diri, karena target lulus S1 3.5 tahun tidak boleh hanya sebatas angan, harus menjadi kenyataan.
Aku berharap akhir dari liburan semester 3 di Lembang ini menjadi lebih menyenangkan dan akhirnya hari senin di tanggal 13 Februari 2017 nanti kembali kuliah. Terima kasih bijaksana untuk semua pihak yang terlibat dalam liburanku selama 2 bulan ini. :)
Komentar
Posting Komentar