Surat Terakhir
SURAT TERAKHIR
Oleh: Iftihal Muslim Rahman
Khayalanku
melayang dibatas kewajaran. Aku yang akhir-akhir ini memikirkan kekasihku
setiap malam,kadang berfikir hal-hal yang aku impikan terjadi di anniversary
kami yang ke satu tahun bulan depan. Tepatnya tanggal 25 November. Nama kekasihku
Zhulham Rasdiana Partaonan Rahman,kami sudah cukup lama saling mengenal,yaitu sejak
aku kelas 1 SMP,sebab dia adalah senior di organisasi Pramuka sekolahku.
Malam
ini,aku tengah sibuk online,ya kebosanan kini menyelimuti malamku,sudah hampir
24 jam aku tidak mendengar kabar dari Zhulham,entah kemana dia dan mengapa dia
tidak member kabar padaku. Aku sejenak memikirkan satu nama,nama seseorang yang
sangat aku benci,Inna. Satu orang yang dekat dengan Zhulham,dan dia mencintai
Zhulham. Aku sangat membenci dia.
Terlintas
di fikiranku untuk membuka profil facebook manusia itu,dan langsung terpampang
tanggal lahirnya. Ya,Zhulham pernah bilang bahwa pada saat dia memutuskan untuk
menjadikanku sebagai pacarnya,dia tidak mengingat bahwa tanggal 25 November adalah
hari ulang tahun Inna. Sejenak aku terdiam melihat tanggal itu,dan langsung
terbayang-bayang semua rencana untuk sureprise anniversary ku dan Zhulham yg ke
1 tahun.
***
Hari
ini aku dan Zhulham anniversary,aku telah menyiapkan rainbow cake , video dokumenter
dari aplikasi sederhana movie maker , dan banyak hadiah lainnya yang akan aku
jadikan sebagai kejutan untuk Zhulham. Hari ini bertepatan dengan lomba disalah
satu sekolah daerah Bekasi,maka perayaan pun aku rencanakan untuk dilakukan
disini,aku telah izin pada pelatih ku untuk melaksanakan rencana ini. Kami
semua siap menunggu di ruangan,namun kekasihku tak kunjung datang. Aku sempat
bertanya pada junior ku sedang kemana Zhulham,dan dia menjawab bahwa Zhulham
sedang menemui temannya yang datang kesini.
Aku
keluar sambil membawa cake,mengecek bagaimana situasi nya,dan saat aku menoleh
kearah kiri,aku melihat Zhulham tengah memegang kue dengan lilin angka
bertuliskan 17,ya tak salah lagi,itu pasti untuk temannya,saat temannya
berbalik,aku melihat sosok wanita,dia tampak bahagia saat Zhulham menyanyikan
selamat ulang tahun untuknya,tak sadar,air mataku telah mengalir deras melihat
kejadian itu. Kue yang ku bawa pun terjatuh ke lantai,aku masih terdiam melihat
kejadian itu,terpaku dan membisu,tanpa kata lagi. Sebab wanita itu adalah Inna.
Aku
langsung masuk kedalam ruangan,video langsung diputar ketika aku membuka pintu
ruangan,semua yang didalam ruangan memperhatikanku. Sahabat-sahabat ku atau
lebih tepatnya angkatanku semua bertanya-tanya apa yang terjadi. Aku hanya
menangis,dan berteriak “Jangan matikan video itu!” . Semua menurut dan
memperhatikan aku. Ada pula diantara mereka yang menonton video yang aku buat.
Tapi angkatanku masih aja bertanya-tanya,aku tetap diam.
Pintu
terbuka,ada seseorang yang ingin masuk. Dan itu adalah Zhulham,dia tiba-tiba
bertanya : “Heh siapa yang jatuhin kue didepan! Ber…” Dia berhenti bicara
ketika melihat aku menunduk dan melihat kearah layar yang sedang memutar video
anniversary aku dan dia. Dia keluar dan melihat tulisan di kue yang jatuh itu,
“happy anniversary first year my beloved,I love you,always”. Dia pun melihat
lilin angka 1 yang tertancap nyaris jatuh di kue itu. Zhulham terdiam melihat
apa yang ada dihadapannya. Tiba-tiba suara berisik terdengar dari dalam ruangan.
Ada
suara jeritan wanita di dalam ruangan,kemudian suara gerumuh mulai ikut
tedengar. Ada jeritan tangisan,ada teriakan meminta bantuan,ada pula yang
menjerit memanggil Zhulham. semua orang tampak panik didalam ruangan. Pelatihku
membuka pintu dan banyak orang keluar seperti membawa seseorang yang digotong
dibawa segera keluar.
Zhulham
masuk keruangan,tak ada aku didalam sana,padahal saat keluar tadi,tidak
terlihat aku tengah berjalan. Hanya ada banyak orang menangis ketakutan dan
banyak lumuran darah diruangan tersebut. Lomba sempat terhenti saat ambulan
masuk ke sekolah itu,Zhulham berlari melihat siapa yang dibawa masuk ke
ambulan,tapi saat Zhulham ingin melihat ke dalam Inna menghampirinya.
Tersenyum-senyum dan mengucapkan terima kasih atas hari ini.
Ambulan
itu segera berjalan lagi menuju rumah sakit. Saat ambulan meninggalkan sekolah
itu dan kerumunan orang mulai sedikit,Zhulham bertanya-tanya kepada orang-orang
yang dia kenal,dia bertanya siapa yang dibawa kerumah sakit. Orang-orang yang
menangis dan tampak dengki menatap zhulham menjawab bersamaan. “Iftihal,waktu
dia di ruangan,tiba-tiba dia mengambil pisau dan menyayat tangannya. Dia terlihat
kritis”. Zhulham shock,tapi langsung kesal. Dia belum menyadari apa yang
terjadi.
Zhulham
menyusul ke rumah sakit bersama Inna. Saat sampai disana,senior-senior ku kaget
melihat Zhulham dengan Inna. Semua tampak sinis,kesal,dengki,terutama
angkatanku. Zhulham menanyakan kabarku. Keadaanku kritis,sangat kritis. Inna
ditarik oleh salah satu seniorku dan diusir. Zhulham pun langsung diberikan
netbook milikku dan diperlihatkan video movie makerku.
Tayangan
terakhirnya adalah bagaimana rencana-rencana yang aku buat untuk anniversary
hari ini. Seniorku pun menjelaskan apa yang terjadi,mengapa aku sampai gila
membunuh diriku sendiri. Zhulham tampak sangat menyesal,dia menunduk,entah apa
yang dia fikirkan. Dokter keluar dari ruanganku setelah hampir 4 jam
menanganiku. “Kerabat Iftihal?” Kata Dokter. “Kami semua,Dok, Apa kami boleh
menjenguk Iftihal?” Kata semuanya. “Satu-persatu,keadaan Iftihal masih belum stabil,tapi
dia sudah sadar” kata Dokter. “Baik,Dok.Terima kasih.”
Tak
lama orang tua ku datang,ayahku mengurus administrasi,sementara ibuku langsung
masuk ke ruanganku tanpa basa basi. Ayahku yang sudah selesai mengurus semuanya
menuju keruangan aku dirawat,dia bertanya pada semua yang disana apa yang
terjadi. Setelah dijelaskan,ayahku tampak marah. “Anak gue bego!Lakuin hal
begini cuma demi cowok pecundang seperti lo!Kalo sampe ada apa-apa sama anak gue,nyawa
lo bakal gue cabut!” Bentak ayahku yang kesal dan marah. Keadaan semakin suram.
Aku
meminta salah satu seniorku masuk,aku menangis,aku merasa menderita,hari yang
sudah lama ku bayangkan harusnya indah malah berujung petaka. Seniorku hanya
mampu menenangkanku. Teman-temanku banyak yang datang menjenguk setelah
mendengar kabarku.
Kini
aku hanya mampu berbaring,tanpa ada hal special hari ini,aku merasa sakit hati
terhadap Zhulham. Aku sakit hati, kecewa, terluka. Zhulham masuk keruanganku, aku
tampak sedih melihatnya, masih terbayang bagaimana kejadian tadi siang. Dia
jahat! Zhulham memegang tanganku,aku hanya terdiam,tak mau aku bicara padanya,terlalu
sakit hati ini. “Anda lupa ini hari apa untuk kita.Yang anda ingat hanyalah
ulang tahun wanita itu. Semalam,saya cukup sabar anda tidak sama sekali
menganggap apa makna hari ini. Anda jahat!” kataku yang tanpa menatapnya sama
sekali. “Sayang maaf,aku…” ia ingin jelasnya. “DIAM!SAYA BENCI AN…” bentakku.
Aku langsung tak sadarkan diri,yang aku tau,saat itu strip hanya lurus tanpa
lengkukan sama sekali.
Aku
kembali memaki Zhulham,namun yang aku dengar hanya jerit meminta tolong kepada
dokter. Aku berteriak memanggil Zhulham,namun Zhulham mengacuhkan aku. Aku
kesal melihatnya. Tiba-tiba sahabatku,Dhea memberikan amplop yang tak asing
bagiku. “Astaga! Itu kan amplop yang aku pernah titip ke Dhea kalau aku udah
meninggal dan belum sempat menceritakan banyak perjuanganku selama ini kepada
Zhulham. Kenapa dia kasih sekarang!” Aku marah,tapi sesaat aku diam. “Apakah
itu aku?” Aku menatap kesekeliling,semua berada diatas
ranjangku,menangis,menjerit menyerukan namaku. Orang tuaku,bahkan Zhulham.
Kemudian
Zhulham keluar ruangan yang ramai itu. Ia duduk,dan mulai membaca surat yang
baru saja diberikan kepadanya itu.
Dear Kesayanganku.
Hei
kamu yang tak henti-hentinya aku banggakan. Kamu yang selalu aku cintai,kamu
yang namanya selalu ku sebut dalam doa. Zhulham Rasdiana Partaonan Rahman. Hei
kekasihku, aku mau cerita nih sama kamu. Karena ketika kamu baca surat ini,maka
aku udah enggak bisa lagi cerita-cerita sama kamu.
Dunia
itu indah ya,Ham. Tuhan begitu baiknya memberikan perasaan ini untuk kamu.
Cinta yang begitu tulus disertai dengan kemampuan kita menjaganya. Aku bahagia
setiap kali menjaga keutuhan kita disetiap permasalahan kita. Aku sayang kamu.
Sesakit apapun sikap kamu yang membuat aku lelah,aku akan tetap bertahan. Aku
akan berhenti,jika kamu yang meminta aku untuk berhenti,Ham. Dan juga,jika
Tuhan memanggil aku untuk pulang kepadanya.
Ham,kamu
tau gak,udah berapa banyak air mata yang aku usap untuk terlihat baik-baik saja
dihadapan kamu? Hehe. Banyak,Ham. Bahkan aku gak bisa hitung buliran air itu.
Kadang aku heran,kenapa kamu sulit banget rasanya jaga perasaan aku. Aku selalu
tau semuanya yang kamu sembunyiin.
Kamu
masih dekat dengan Ayu dan Isna,mereka mantan kamu. Bahkan saat kita sudah
setengah tahun pun kamu masih mencintai Isna. Sebesar itu cinta kamu,Ham. Aku
bertahan buat kamu, aku egois ya. Hehe. Bahkan sampai kamu baca surat ini pun,
aku masih belum tau apakah kamu sudah mencintai aku atau belum, apakah cinta
kamu masih untuk isna atau sudah berubah. Aku gak pernah benar-benar tau
perasaan kamu,Ham. Kamu terlalu menutup diri.
Sudah
begitu banyak kecewa yang aku simpan sendirian, ya aku coba memahami. Kamu
begitu, karena kamu tidak mencintai aku. Maafin aku ya gak bisa jadi yang kamu
mau. Maaf gak seperti masa lalu kamu yang begitu indah. Maaf terlalu egois
menahan kamu disisiku. Tapi sekarang kamu udah bebas,Ham. Kamu udah bisa cari
bahagia kamu.
Bahagiakan
orang yang nantinya kamu pilih ya,Ham. Aku cinta kamu, sayang kamu cintaku.
Dari yang mencintaimu,Iftihal Muslim Rahman.
Dari yang mencintaimu,Iftihal Muslim Rahman.
Zhulham
tak dapat membendung air matanya. Ia langsung masuk lagi ke dalam kamar. “Aku
cinta kamu,If. Maafin aku untuk semua luka yang aku lakuin ke kamu. Tolong
jangan tinggalin aku,biarin aku buat kamu bahagia dulu,If. Aku cinta kamu!!!”
Aku mendengar itu. Aku pun melihat Zhulham memeluk mayatku yang sudah terbaring
kaku. Zhulham mencium kedua pipiku, mencium bibirku, dan mencium keningku.
Bulir air matanya masih menetes deras. Seandainya aku dapat hidup kembali.
TAMAT
Komentar
Posting Komentar