Buku Biru
Buku Biru
Oleh: Iftihal Muslim Rahman
Seorang gadis masih terjaga pada malam yang
melelahkan. Ia sudah nyaris lupa rasanya disakiti. Gadis itu telah menemui
keindahan baru dalam hidupnya yang nelangsa. Ia pernah berjuang setengah mati
untuk melepas jerat kesakitan dalam dirinya. Dan kini ia berhasil,iya selalu
yakin bahwa ia kuat. Namanya Radha.
Sunyi di malam itu masih membuatnya terjaga,hingga
matanya tanpa sadar menelaah setiap kenangan yang sebenarnya tak ingin lagi ia
ingat. Sekotak kenangan yang membawanya kembali menatap kehancuran di masa
lampau. Ia masih dengan jelas mengingat semua kejadian yang dulu dilalui
bersama lelaki yang membuatnya merasakan cinta untuk pertama kalinya,Dirta.
Berusaha bangkit sendirian setelah kehilangabn,nyaris
ia menyerah untuk bangkit,tapi sahabatnya selalu membantunya untuk tetap kuat.
Aisyah,Tian,Via,Puspa,Talia,Karlin,Mia dan Elsa. Sebut saja Ratu Fams. 9 gadis
dengan berbagai karakter namun mereka saling melengkapi.
Setelah satu tahun bertahan tanpa pernah ternilai,akhirnya
Radha berhenti. Bukan menyerah,tapi merelakan apa yang bukan untuknya menemui
bahagianya sendiri. Dan ia tau,hanya waktu yang akan menghentikan semua
deritanya.
Radha pernah mengatakan,bahwa tak akan pernah ada yang
gantikan Dirta. Hingga akhirnya Radha mendeklarasikan berhentinya ia atas
berharap kembalinya Dirta. Radha telah menemui pengganti Dirta. Bukan,bukan
pengganti Dirta,melainkan Radha telah menemukan sosok bahagia baru,Eka.
Dirta dan Eka jelas jauh berbeda. Dirta adalah seorang
yang glamor,tiga tahun lebih tua dari Radha,kuliah di universitas swasta
terkenal di daerah Depok dengan jurusan teknik mesin,dan Dirta adalah lulusan
SMK.
Sedangkan Eka adalah seorang yang sederhana,ia juga
lelaki cerdas,taat beribadah,sebaya dengan Radha,dan satu sekolah dengan Radha
di SMA daerah Bekasi dengan jurusan yang sama-sama IPA. Dan Eka adalah ketua
OSIS di sekolahnya.
"Entah harus aku buang atau aku simpan semua
kenangan tentang kamu,Dir. Bila semua harus aku simpan,hanya akan terus
memantik bara api rindu. Dan mengingatkanku tentang penghianatan. Aku ingin
membuang semua ini,namun aku tidak ingin mengecewakan amanatmu untuk menyimpan
semua ini." Radha gelisah.
*Ting! Tiba-tiba suara ponsel Radha berbunyi. Itu
adalah tanda masuknya pesan BBM. Radha segera membuka ponselnya dan tersenyum.
"Kamu selalu ada disaat yang tepat,Ka." Itu adalah pesan dari Eka.
Malam yang sudah terlalu larut ini jelas membuat Eka menyatakan pesan penuh
perhatian agar Radha segera tidur.
"It's
Ok! Good night Eka. Have a nice dream :)"
"Good
night too Radha,nice dream :)"
Radha
pun segera tidur setelah mendapat pesan balasan terakhir dari Eka.
Radha dan Eka memang sudah dekat sejak tiga bulan
terakhir. Meskipun Radha ragu bahwa Eka menganggap semua kedekatan mereka
adalah sebatas teman. Radha dan Eka sudah pernah menonton bioskop berdua dan
mereka menikmati hari indah itu,terutama Radha yang sangat merasa bahagia.
Dan pada kesempatan berikutnya,mereka pergi hanya
sekedar membeli barang yang ingin mereka beli. Lebih tepatnya Radha yang
membelikan karena kalah taruhan saat sedang ramainya piala dunia. "Masukin
dulu motornya" ucap Eka begitu sampai di depan rumah Radha. "Ya
ampun,kan nunggu lo pulang dulu" bantah Radha. "Udah masukin aja dulu
motornya,buka juga itu pintunya" perintah Eka lagi. Radha pun mengiyakan
perintah Eka.
"Makasih ya jerseynya. Nih bunga yang tadi lo
beli" ucap Eka setelah Radha membuka pintu. "Iya sama-sama Eka"
jawab Radha. "Oh iya,ini coklat buat lo" kata Eka sambil memberikan
coklatnya. Radha kegirangan. Rasanya benar-benar diluar dugaan,kebahagiaan hari
ini benar-benar menakjubkan.
"Serius? Ah sumpah! Makasih banget,Ka!"
"Haha,iya sama-sama,Rad" "Lo langsung balik?" "Iya
langsung aja,gue mau ceramah buat tarawih nanti malem kan" "Oh yaudah
hati-hati ya,sekali lagi makasih loh!" "Iya Radha,gue balik ya"
"Iya,hati-hati Eka" Eka pun melanjutkan perjalanan ke rumahnya.
Hari itu begitu singkat,namun indah. Dan Radha dengan
jelas mengingat setiap percakapan dengan Eka. Liburan terasa begitu lama
setelahnya. Eka yang harus pergi ke Kebumen sedangkan Radha liburan di rumah
neneknya di Depok. Radha sangat menunggu saat-saat kembali masuk sekolah.
Hingga tak terasa sehari masuk sekolah itu tiba.
Radha dan Eka melewati percakapan di malam yang
panjang. Dan saat menunggu balasan pesan Eka yang terlalu lama,Radha membuka
akun twitternya. Kemudian, di timeline yang ramai Radha terkejut menatap apa
yang ia baca. Sesuatu yang menyakitkan,yang membuatnya sadar,bahwa ia akan
menghadapi sakit yang baru. Sakit yang jauh lebih nyata.
Radha kenal betul nama seseorang yang menyebutkan
ketua OSIS dalam mentionnya,Tari. "Ka,jadi selama ini lo sama Tari??"
Resah Radha. Radha menatap layar,melihat sosok yang ia kenal. Foto Tari dengan
jelas di lihatnya. "Tuhan,masalah apa lagi ini?" Ia membatin.
Beberapa hari kemudian,liburan usai dan inilah yang
Radha tunggu-tunggu,bertemu dengan Eka. Ratu Fams kini sudah berkumpul.
"Tari deket sama Eka" singkat Radha yang bicara lecu. "Hah
serius?" Tanya Tian. Radha pun memberi semua bukti kedekatan mereka. Semua
masih dengan rasa tak percaya. Dan Radha masih terus mencari tau semua tentang
kedekatan Tari dan Eka. Mulai dari kabar teman-temannya,hingga dari sosial
media.
Baru tiga hari masuk sekolah,Puspa sudah jatuh sakit
dan dirawat di rumah sakit. Namun karena keadaan yang tidak stabil,akhirnya
selang tiga hari kemudian Ratu Fams baru menjenguk Puspa. Namun mereka juga
bersama teman-teman kelas Puspa,dan berarti ada Eka. Radha tidak membawa motor
hari itu ke sekolah,akhirnya Ratu menumpang dengan Eka. Ya,mereka satu motor.
"Rad,lo sama Eka aja. Gue udah bilang kok"
ucap Tian sepulang sekolah dihadapan teman-teman kelas Eka. "Oh,lo sama
Eka,Rad?" Tanya Safa yang langsung terkejut. Safa merupakan teman dekat
Tari. "Hah? Apa? Iya, ehahaha" Radha kikuk dan salah tingkah.
Di parkiran,Radha berjalan mengikuti teman-temannya.
Kemudian Eka yang sudah mengendarai motor langsung menghampiri Radha. "Eh
kalong! Ayo naik" ucapnya dengan nada bercanda. "Ih Eka,lo tuh yang
kalong" kata Radha sambil tertawa. Radha langsung tersenyum malu setelah
naik di jok motor Eka.
"Cie kan!! Sejak kapan PDKTnya,Dha?" Ledek
Nidah,teman kelas Eka. "Haha apaan sih lo,ngaco deh" Radha mulai
salah tingkah. Teman-teman Eka yang lain meledek mereka berdua,Radha semakin
salah tingkah. Di perjalanan mereka membicarakan banyak hal sambil bercanda.
"Bawa motornya pelan-pelan Eka. Takut gue"
ujar Radha. "Pegangan aja,Rad" kata Eka. "Hah?" Radha
benar-benar salah tingkah dan langsung diam. Dan hari itu semua hal berjalan
dengan penuh canda tawa. Saat di rumah Puspa maupun perjalanan pulang ke rumah
Radha. Eka mengantar Radha pulang.
*****
"Tari semalem update pm di BBM. Kaya nyesek,sakit
hati gitu" kata Mia. "Iya,gue juga baca" lanjut Talia.
"Haha jelas lah. Kemarin pas Tian ngomong soal pergi sama Eka kan ada
Safa,terus di rumah Puspa ada Kirana. Temen deketnya kan mereka. Pasti
ngadu" jelas Radha. Dan akhirnya Radha memutuskan untuk mencari tau
tentang sejauh mana kedekatan Eka dengan Tari.
Sebenarnya bukan perkara mudah untuk Radha dekat dan
akhirnya bisa saling mengenal lebih dalam dengan Eka. Radha dulu pernah
membenci Eka dan berulang kali menghinanya. Dengan puncak hinaan Radha pada Eka
ketika ponsel Radha terkena razia dan semua datanya hilang oleh pihak sekolah.
Radha sudah berulang kali memohon maaf pada Eka soal
perkara ini,secara langsung maupun lewat pesan. Dan respon Eka pun sangat baik.
Dengan begitu Radha yakin bisa lebih dari teman terhadap Eka. "Mungkin ini
yang dimaksud benci jadi cinta,Ka" senyum tipis Radha ketika mengingat
kejadian itu.
Radha membuka akun twitternya dan melihat semua fakta
baru tentang hubungan Tari dan Eka. Ia masih tidak menyangka sudah sedekat itu
mereka. Melihat mention Tari,Safa,dan Vanya yang membicarakan kedekatan Tari
dan Eka. "Ka,harus begini lagi ujung hubungan yang bahkan belum sempat
terikat ini? Terus selama ini semua kata-kata lo?" Ucapnya dalam hati.
Radha berusaha menahan air matanya. "Gue ga boleh nangis,gue harus
kuat!" Radha bertekad. Ia mengepal tangannya,melepas semua kekesalan dan
kesakitannya.
"Gue cape. Gue gak tau harus gimana lagi. Gue
bingung. Lama-lama perasaan kaya gini nyakitin. Gue cinta tapi cuma bisa diem.
Gue cape nunggu semua bahagia itu,bahkan buat ngejemputnya pun gue rasa hal
yang sulit. Gue gak tau harus gimana,mau ngomong ke dia,emang dia bakal peduli
dan respon semuanya? Dan gue sadar,ini nyakitinnya jadi cewek,CUMA BISA NUNGGU
HAL YANG GAK PASTI. Gue mau berhenti berjuang tapi gue cinta,mau bertahan tapi
sakit. Gak ada cewek yang mau nunggu selama ini,semua cewek mau dikasih
kepastian,sekalipun kepastian itu artinya dia gak mau gue ada. Gue
capeeeeeeeeeeeeeeek banget!" Radha mengirim pesan itu kepada
Aisyah,Tian,Viya,Puspa,Talia,Karlina,Mia,dan Elsa.
Semuanya membalas pesan Radha. Mereka tau,Radha pasti
sedang dalam ambang kehancuran atas penantian yang sudah berjalan sekitar 5
bulan lamanya. Bukan tentang lama menunggu,tapi karena Tari juga sangat dekat
dengan Eka. Semua sahabatnya memberi pilihan; bicara lalu pergi, pergi begitu
saja, atau menikmati tunggu ini.
Dan saat ini,Radha memutuskan untuk tetap berjuang dan
menikmati tunggu ini dalam diam. Hari terus berganti,Radha dan Eka semakin
dekat. Hari itu, Eka terlihat sangat sibuk dengan tugas OSIS dan juga tugas
sekolah.
"Jaga kesehatan,Ka. Semangat kerjain
tugas-tugasnya :)" dengan tulus Radha menulis pesan singkat itu ketika
melihat personal message Eka yang bertuliskan ia sampai ketiduran dan tidak
mengerjakan tugas. "Sorry ya,Rad. BBM lo baru gue read. Haha iya,lo
perhatian banget,Rad sama gue :D"
Radha langsung tertidur padahal belum sempat membaca
pesan Eka. "Maaf ya,Ka baru bales. Semalem gue ketiduran hehe. Haha iya
wajar lah perhatian sama orang yang disayang" balasan Radha pagi itu. Ia
baru membaca pesannya ketika bangun tidur. Dan setelahnya Radha langsung
berangkat ke sekolah.
Selasa itu,Radha menghampiri kelas Tian.
"Tian!" Panggilnya dari luar kelas. Karlin yang malah keluar kelas.
"Tian lagi mau main bingo sama Eka" ucapnya sambil bercanda. Dan
akhirnya Tian ikut menghampiri mereka.
"Tian gue mau cerita,lo sibuk tapi ya?"
Tanya Radha. "Iya,tadinya mau main bingo sama Eka. Tapi dia kelamaan,nanti
juga bisa kok. Yuk turun ke bawah,gue juga mau kekantin." Jawab Tian.
Radha,Karlin,dan Tian pergi menuju kantin. "Ti,lo
udah tau kan apa yang mau gue tanyain?" Serius Radha. "Hah?
Apaan?" Tian balik bertanya. "Gue mau tanya tapi jawab jujur
ya?" "Iya mau tanya apa emangnya?" "Lo udah tau kan sedekat
apa Tari sama Eka?" Radha merasa sedikit sesak menyebut kedua nama itu.
"Oh itu,tapi lo harus janji. Setelah gue cerita
semuanya,lo gak boleh berubah sikap sama orang lain. Lo harus kuat."
Perasaan Radha sudah tidak enak mendengar pernyataan itu. Karlin masih
memperhatikan mereka berdua.
Tian menceritakan semuanya. "Kemarin pas di rumah
Karlin,Niky cerita sama gue. Dan cerita dia,beda banget sama omongan Eka ke
gue. Niky nanya ke Eka,sebenernya lo sama Eka deket atau enggak. Dan jawaban
Eka, dia gak pernah deket sama lo." Tian menjeda perkataannya dan
memperhatikan mata Radha yang mulai berkaca-kaca.
Tian lanjut bercerita. "Gak mungkin juga dia suka
sama cewe kasar kaya lo. Disaat itu,Niky bilang Eka langsung bahas tentang lo
yang dulu ngata-ngatain dia pas ponsel lo ke instal ulang. Terus Niky nanya ke
gue,sejak kapan lo sama Eka deket. Gue langsung nanya balik,harusnya gue yang
nanya sejak kapan Tari deket sama Eka. Dan saat itu gue tau,mereka deket sejak
awal puasa." Tian langsung berhenti ketika Radha mulai bicara.
"Tapi kan gue lebih dulu deket sama Eka? Bahkan
sebelum bulan ramadhan gue udah deket,udah nonton film berdua. Bulan puasa juga
gue sempet pergi sama Eka. Bahkan bulan puasa itu gue sama dia udah bener-bener
deket banget. Terus selama ini dia deketin gue buat apa? Dia mau bales dendam?
Dia masih marah sama gue? Gue udah berulang kali minta maaf,apa perlu gue sujud
di kaki dia biar dia maafin gue?" Air mata Radha mulai mengalir.
Tian langsung memeluk peluh sahabatnya itu. Ia
tau,sahabatnya benar-benar hancur. Ia dapat merasakan peluh kesakitannya.
"Yang gue heran,kenapa omongan Eka ke temen-temen Radha beda dengan
omongan Eka ke temen-temen Tari. Dia mau apa? Jadi sok ganteng gitu. Kok bisa
jadi setega itu sih Eka. Gak nyangka gue." Ucap Karlin.
Radha langsung mengusap air matanya dan berdiri. Ia
menuju ke kelasnya yang diikuti oleh Tian dan Karlin. Radha langsung duduk di
bangkunya dan menunduk ke meja di hadapannya. Tian dan Karlin ada di
hadapannya.
"Udah,Rad. Jauhin dia. Lo udah tau semuanya kan.
Lo udah tau sekarang lo harus gimana" ucap Karlin. "Lo tau gak
sih,sakitnya gimana keluar dari kandang buaya terus masuk ke kandang
singa?!" Ia tersenyum sinis dan merintih kesakitan.
Ia mengepal kedua telapak tangannya,ia merasa sesak
yang teramat dalam. Ia hancur. Tangisannya kali ini bahkan lebih mengenaskan
dari pada saat ia kehilangan Dirta.
"Gue sakit,sakit banget. Lo tau gak sih rasanya
ketika lo udah susah payah berusaha move on,dan sembuhin hati. Kemudian lo
percayain hati lo buat orang lain,tapi ternyata semua cuma harapan yang
selamanya bakal jadi mimpi. Sakit!" Jelas Radha yang tangisannya semakin
menjadi-jadi. Tiba-tiba Viya dan Aisyah masuk ke kelas.
Mereka berdua terkejut melihat Radha menangis
kesakitan seperti itu. Seperti melihat orang habis tertusuk-tusuk pisau.
"Ya Allah,Radha kenapa?" Panik Viya. "Radha,lo kenapa?"
Kata Aisyah yang ikut panik. "Eka" singkat Karlin. Keduanya
mengerti,Radha masih tidak bersuara. Ia hanya merintih kesakitan.
"Ya jelas aja Radha begini. Kita tau sendiri
gimana susahnya Radha lupain Dirta. Dan sekarang malah disakitin gini."
Jelas Tian. "Iya,pasti Radha hancur banget" sendu Karlin. Mereka
berempat melihat sendu ke arah Radha,merasa kesakitan juga melihat sahabatnya
terluka.
Mereka tau betapa sulit Radha untuk bangkit dari
kelumpuhan,dan kini ia justru kembali sakit padahal belum benar-benar pulih.
"Gue nitip ini. Kasih ke Eka kalo udah di waktu yang tepat." Radha
memberikan buku berwarna biru tua itu.
Buku itu buatan Radha. Ia membuatnya khusus untuk Eka.
Berisi semua perjuangan Radha selama ini. Tentang perjalanannya untuk meyakini
ini cinta,tentang caranya bertahan diantara semua cobaan,tentang ia yang nyaris
menyerah lalu kembali berjuang,dan ia berkata dalam buku itu "untukmu,aku
belum akan menyerah dulu",dan yang terakhir ia berhenti berjuang. Ia
belajar menerima keadaan dan mencoba ikhlas.
Radha langsung berdiri. "Mau kemana,Rad?"
Tian menahannya. "Gue mau sholat duha." Ujar Radha. "Mata lo
masih bengkak begitu" Viya masih menahannya. Air mata Radha kembali
jatuh,ia tau ia benar-benar terlihat lemah dengan keadaan seperti ini.
"Gue mau nenangin diri" Aisyah memberikan Radha mukena dan
membiarkannya berjalan menuju masjid sekolah yang ada di depan kelasnya.
Radha menghadap Tuhannya,Allah s.w.t. Ia bercerita
tentang kesakitannya. Dalam sujudnya,ia kembali meneteskan air mata. Di sujud
terakhirnya dan tahiyat terakhir,di ikuti dengan salam setelahnya,ia mulai
berdoa.
"Ya Allah,aku hancur. Hati yang susah payah ku
pulihkan semakin remuk. Kuatkan aku Ya Allah. Aku mohon,jauhkan dia bila ia
benar-benar tak baik untukku. Namun jika ia terbaik untukku,tolong dekatkan
kami."
Air matanya mulai mengalir kembali. "Ya
Allah,jika bukan sekarang cinta buatku bahagia,tolong kuatkan aku dan beri aku
bahagia yang lain. Jika dia jodohku,tolonh pertemukan lagi kami pafa lembar
yang sama. Engkau yang paling tau dan mengerti,maha mengetahui. Hanya padaMu
aku bersujud,dan hanya Engkaulah maha penolong setiap hamba. Berikan balasan
atas tulusku Ya Allah. Aamiin. "Radha berdiri dan membuka mukenanya.
Membenarkan kerudung,ia memperhatikan wajah lesunya. Ia melihat gadis yang
sepertinya sedang sangat hancur. Air matanya menetes. Ia menghapusnya. Dan
langsung beranjak ke kelas.
Bel sekolah berbunyi, Radha berusaha tenang di kelas.
Dan ketika bel pulang berbunyi ia langsung ke depan kelas. "Radha!"
Panggil Tian. "Kenapa,Ti?" "Kalo kata gue,mulai sekarang menjauh
aja dari Eka. Udah kelihatan banget kedekatan mereka berdua." "Iya
gue paham kok. Gue juga udah berusaha ikhlas. Eh iya,bukunya kapan mau lo
kasih?" "Udah gue kasih tadi di kelas"
Radha terkejut. "Kenapa lo kasih sekarang? Astaga
Tiaaaaan!" "Ya gak kenapa-napa. Biar dia tau,biar dia mikir"
"Terus dia bilang apa?" "Ya kan gue kasih,bilang itu dari
Radha,terus dia nanya dalam rangka apa lo ngasih. Kata gue,tadinya buat ulang
tahun lo. Terus kata dia,ulang tahun gue kan masih lama,kenapa dikasih
sekarang. Gue suruh dia baca aja biar tau sendiri."
Radha diam. "Yaudalah gak apa-apa. Dia juga gak
bakal peduli" pasrah Radha dengan senyuman tipis di bibirnya. Radha pun
berjalan menuju parkiran untuk segera pulang. Mulai hari ini,ia akan
benar-benar berhenti.
*****
Sudah 2 hari Eka tidak menghubungi Radha,dan sekuat
hati Radha menahan diri untuk menghubunginya terlebih dahulu. Di hari kedua
Radha berhenti menghubungi Eka,tiba-tiba ia terkejut menatap layar ponselnya.
Malam itu terjadi percakapan yang menegangkan antara mereka.
"PING!!!" Pesan dari Eka. "Apa?"
Singkat Radha. "Gue ganggu gak?" "Nggak,kenapa emang?"
"Iya ada yang pengen gue tanyain ke lo,Rad" "Yaudah tanya
aja" "sebelumnya gue makasih ya lo udah ngasih buku lo ke gue
:)" "Oh Tian udah kasih. Makasih kenapa,cuma buku begitu doang
haha" "Iya gapapa bagus aja isinya haha" "Oh udah dibaca.
Terus apa yang mau ditanyain?" "Udah,bagus kok kata-katanya,Rad
:)" "Makasih haha"
Tiba-tiba Radha tertegun melihat pertanyaan yang
dilontarkan Eka. "Terus gue mau nanya,emang lo suka ya sama gue??"
Isi pesannya. "Itu gak harus gue jawab kan,gak bakal ngerubah apapun juga.
Lo juga udah tau apa jawabannya" "Iya ngga cuma buat mastiin aja.
Tapi kok bisa lo suka sama gue,Rad??"
Radha tertidur ketika akan membalas pesan
tersebut,hingga di pagi harinya Radha membalas pesan itu. "Cinta ga butuh
alasan buat ada,gue yang rasain perasaan begini aja gak tau kenapa bisa
suka,sayang,sampe cinta sama lo." Jelasnya.
"Kalo gue tau alasan buat cinta sama orang,gak
bakal gue jatuh cinta sama orang yang gak pernah suka apalagi cinta sama
gue." Tambahnya. Namun Eka tak kunjung membalas pesan itu. Sampai pada
malam harinya Eka membalas pesan itu.
"Buset kata-katanya kaya orang bener=D"
balasan itu hanya dibaca oleh Radha. Kecewa,singkat saja. Radha merasa
benar-benar hanya menjadi bahan olokan Eka. Namun di tengah malam,akhirnya
Radha membalas pesan itu.
"Harusnya gue sadar ya,semuanya dari awal cuma lo
anggap bercandaan. Dan gak ada artinya sama sekali." "Salah kalo lo
anggap gue kaya gitu,Rad" Eka membalas pesan itu. "Terus gue harus
anggap gimana lagi,buat minta lo jelasin semuanya juga menurut gue bukan hal
yang pantas. Siapa gue,punya hak apa gue" "Duh bahasa lo
ketinggian,Rad. Gak nyampe gue wkwk. Intinya sih selama ini gue anggap lo
temen,Rad. Gak lebih."
Radha terdiam menatap layarnya. Tersenyum getir.
"Tega lo,Ka" batinnya. "Yaudah lupain aja,salah gue yang terlalu
berharap,padahal bukan gue yang selama ini dekat sama lo. Gue yang terlalu
percaya diri,dan itu salah" Radha menahan air matanya,ia tidak ingin
menangisi Eka lagi.
"Lo kenapa jadi ngedown gitu sih,Rad??"
Pertanyaan itu membuat Radha tertunduk. Harusnya Eka tau,dibalik tingkah Radha
yang seperti preman,Radha adalah orang yang sangat lemah,mudah menyerah,dan
mudah kesakitan. "Gue gak tau harus gimana jelasinnya,intinya semua yang
gue rasain sakit. Gue gak down,gue baik-baik aja. Intinya mulai sekarang gue
berhenti dan belajar ikhlas. Gue sadar diri siapa gue." Jelas Radha pada Eka.
Mengetik kalimat tadi sebenarnya membuat Radha
kesakitan. Ia merasakan sesak di dadanya. "Sakit kenapa sih,Rad?
Sebenarnya sih banyak juga yang mau gue omongin ke lo. Terus jujur aja nih ya
gue tadi tuh hari ini mau ngajak lo main,Rad. Cuma gue ada halangan makanya
gagal deh rencana gue."
Radha kesal membaca pernyataan Eka,seakan Eka ingin
Radha bertahan dulu. "Dengar dari banyak orang,baca banyak soal semua
tentang lo,juga cewe itu,ya sakit aja. Dan semua itu jadi menyadarkan gue kalo
selama ini gue yang terlalu banyak berharap sama lo."
"Emangnya gue ada apa sih,Rad?" "Lo
yang ngelakuin kenapa nanya sama gue" "Iya emang gue ngelakuin apa?
Gue biasa aja kali,Rad" "Yaudah kalo lo ngerasanya biasa aja,anggap
aja gak terjadi apa-apa." "Iya emang gak ada apa-apa kali,Rad. Oh gue
tau,pasti gara-gara gue deket sama Tari gitu? Ya ampun temen kali gue,Rad"
Radha semakin geram,semua seolah api yang meredup dan
kembali dinyalakan oleh Eka. "Yaudah terus kenapa,gue juga cuma temen kan
bagi lo,gak bakal bisa lebih juga dari itu" Radha langsung tidur setelah
membaca pesan itu.
Eka seolah mau menahan Radha. Pertanyaannya membuat
Radha sangat kesal. "Lo cembokur ya,Rad :p". Radha geram membaca
pesan itu. "Dijadiin bahan bercanda terus,kapan lo serius sih,Ka." Ia
membatin lesu saat membaca pesannya. Hingga Radha kesal terhadap candaan Eka
dan membalas pesan lainnya "Terserah lo aja!"
Pesan itu sama sekali tanpa respon,padahal Eka update
personal message bahkan mengganti display picture BBMnya namun tanpa membaca
apalagi membalas pesannya. Hari terus berganti,masih dengan keadaan yang sama.
Tak ada kemajuan.
"Gue berhenti berjuang,gue cinta sama dia,sayang
banget. Tapi gue cape untuk berjuang sendirian gini." Gumamnya dalam hati
dengan merintih hingga menitihkan air mata. Ia sadar,ia benar-benar sudah
kelelahan.
Radha menjadi terlihat lusuh setiap di sekolah,mata
pandanya jelas menunjukkan ia sering tidur hingga larut malam dan terlalu
sering menangis. "Gue dari awal kan udah gak setuju begitu tau lo suka
sama Eka." Ujar Talia. "Gue juga gak yakin lo bakal jadian sama dia
sejak gue tau lo bener-bener sayang sama dia" tambah Viya.
"Gue udah kecewa banget begitu tau Eka sakitin lo
begini,Rad" kata Aisyah. Dan semua anggota Ratu Fams sudah benar-benar
kecewa atas perilaku Eka. "Iya,gue berhenti. Gue juga sadar diri,kalo gue
gak pantes buat dia." Ujar Radha yang terdengar lesu.
*****
Lusa adalah ulang tahun Tari,dan Radha diundang ke
pesta Sweet Seventeen temannya itu. "Kalo bukan karna Ratu Fams diundang
dan maksa gue buat dateng untuk hargain Tari juga gak bakal dateng gue!"
Bentak Radha kepada adiknya yang hanya berjarak satu tahun darinya itu,Fitra.
"Lo kan tau Eka pasti bakal jadi tamu spesial di
pesta itu! Udah lah,gue mau pake ini motor,gue ada rapat. Mending lo diem di
rumah,makan,nonton tv,tidur deh." Jawab Fitra yang sudah menyalakan motor.
"Lo anterin gue aja lah ke rumah Tari. Daripada
berantem lebih dari ini. Nurut aja lo!" Radha langsung naik ke atas jok
motor. Dan akhirnya Fitra menuruti kemauan kakaknya.
Sesampainya disana,Radha melihat Eka yang nampak
bicara serius dengan Safa,Kirana,dan Vanya. Ratu Fams langsung menyambut
kehadiran Radha. "Jangan di lihat!" Talia langsung menahan langkah
Radha. "Lagi bicarain byat nembak Tari ya mereka. Haha" Radha terlihat
sinis menatap mereka,suara tawanya terdengar getir. Matanya pun sudah nampak
berkaca-kaca. "Woles aja! Gue gak apa-apa!" Radha langsung
menghampiri Tari.
"Happy sweet seventeen Tari. Sorry gue dateng
telat" Radha memeluk Tari dan memberikan kado yang sudah dibelinya.
"Iya Radha. Baru mulai kok acaranya,thanks ya!" Radha hanya tersenyum
getir dan langsung pergi menemui Ratu Fams.
Pukul jam 9 malam,Radha pamit untuk pulang. Ia tidak
mau lama-lama di tempat ini. "Tari,gue pamit duluan ya. Thanks banget loh
makan-makannya!" "Iya Radha,sama-sama. Hati-hati ya." Radha
pamit juga dengan Ratu Fams.
"Pulang sama siapa lo?" Tanya Elsa.
"Minta dijemput Fitra lah,gue gak bawa motor." Jawab Radha lugas.
Tiba-tiba Eka menghampiri Radha. "Dia pulang sama gue." Langsung
menarik tangan Radha. Radha hanya diam,ia bingung apa yang terjadi.
Teman-temannya pun ikut kebingungan.
Terdengar suara isak tangis dari belakang Tian.
"Sabar,Ri. Mereka udah dekat lebih dulu kan. Biarin Eka yang milih. Biarin
mereka bahagia." Kata Vanya menenangkan. Ratu Fams masih kebingungan
dengan hal yang baru saja mereka saksikan.
Di perjalanan pulang.
"Radha,ikut gue dulu ya?" Tanya Eka dengan
lembut. "Kemana?" Eka tidak menjawab. "Lo ngapain sih? Udah
tiba-tiba narik gue buat pulang bareng,sekarang ngajak pergi gak ngasih tau
kemana pula!" Protes Radha. Eka menggenggam tangan Radha dengan lembut.
"Gue gak bakal macem-macem. Ini masih jam 9. Tenang aja" ucapnya
menenangkan Radha. Radha hanya diam,berpasrah.
Eka mengajak Radha ke taman kota. "Lo tau,gue gak
suka bicarain hal atau masalah penting lewat pesan. Gue pun perlu persiapan
matang buat berfikir jauh tentang hubungan." Eka memulai pembicaraan.
"Terus ngapain lo ngajak gue kesini? Lo bukannya udah jadian sama Tari?"
Dengan tenang Eka menjawab perkataan Radha, "Gue kan udah bilang,lo salah
nilai gue." Kemudian hening.
Radha duduk di bangku pinggir taman, "Gue udah
cape berjuang sendirian. Bahkan gue rasa,gue mau berhenti juga buat bertahan.
Gue mau ikhlasin semuanya." Ucap Radha dengan nada sendu. "Lo emang
harus berhenti buat berjuang,Rad." Radha menatap dalam Eka,hatinya
perih,kesakitan. Aliran darahnya seolah berhenti,udara terasa menyengat,dingin.
"Tega lo,Ka!" Radha berdiri hendak pergi.
"Dengerin gue dulu!" Eka menarik tangan
Radha,ikut berdiri. Mereka berhadapan. "Lo cukup bertahan disini. Karena
lo gak perlu berjuang lagi. Lo udah dapetin apa yang lo perjuangin. Dan tolong
jaga itu baik-baik" Eka berhenti bicara,ia melihat Radha meneteskan air
mata. "Jangan nangis" Eka mengusap air mata Radha.
"Maksud lo tadi apa,Ka?" Radha menatap dalam
mata Eka. "Tolong bertahan disini,jadi teman hidup gue. Pulihin semua
kesakitan lo,dan kita bangun bahagia berdua. Selalu jadi yang terbaik buat gue.
Selalu jadi kebanggaan gue. Dan jangan nangis lagi apapun yang terjadi. Gue gak
mau lihat orang yang gue cintai nangis dan sedih. Maafin gue buat semua
kesakitan yang gue lakuin. Radha,gue cinta sama lo. Lo mau kan,jadi teman hidup
gue?"
Radha langsung memeluk Eka. "Gue juga cinta sama
lo,gue mau jadi teman hidup lo. Gue bakal selalu jadi yang terbaik buat lo. Gue
bakal temenin hidup lo,jadi bagian terpenting di hidup lo. Jangan sakitin gue
lagi ya."
Eka melepas pelukan Radha dan mengecup lembut
keningnya. "Gue janji bakal bikin lo bahagia terus. Radha......Sayang."
Mereka kembali berpelukan. Semua penuh keindahan. Ini adalah malam yang
sempurna,dan ia tau,inilah jawaban atas setiap doanya. Inilah bahagia yang
Tuhan janjikan. Dan inilah akhir dari segala penantiannya.
Mereka menikmati malam itu,dan Radha tau apa yang
dibicarakan Eka dengan Kirana,Vanya dan Safa. Vanya sempat memaksa Eka untuk
menyatakan cinta pada Tari,karena itu adalah ulang tahunnya. Namun Eka
menolaknya,karena yang Eka cintai adalah Radha.
Tamat
"Semua
akhir itu indah,maka bangkitlah ketika kamu jatuh. Karena semakin lama kamu
jatuh,semakin lama kamu ditertawakan. Namun ketika kamu jatuh lalu segera
bangkit,maka tidak ada yang menertawakanmu. Dan sakitmu akan segera
pulih." #BukuBiru #IftihalMuslimRahman @Iftihal118
Komentar
Posting Komentar