Landak Sengsara
Oleh: Iftihal Muslim Rahman
Landak kecil ini mengarungi dunianya sendirian. Duri terlalu banyak menancap meski ia menolak namun semuanya penuh pada tubuhnya. Ia terpaksa dan lelah menolak.
Ssjak itu bahagia terkenang tak masuk akal. Nyatakah? Ia ketakutan dan bangkit dengan banyak kesalahan demi mencari kata benar. Namun asanya pupus.
Kian besar, ia kian sadar landak ini berduri makim tajam dan jarak yang lain pantas kian jauh.
Dunia seperti bajingan yang penuh kekalahan. Hidup susah, nyawa terbelah dan segalanya kosong. Adakah yang rela memeluknya meski tahu akan terluka? Atau benar-benar segan semua untuk peduli?
Rangkaian rencana tentang perpisahan disusun rapi meski sadar terlalu bodoh menganggap akan ada yang kehilangan. Kekecewaan dan kesedihan mendarah yang tak bisa lagi luruh.Garisnya takkan berubah selain menanti dihardik untuk merasa ketenangan.
Hari-harinya peluh, penuh dengan bayangan bahagia meski sengsara membuatnya tak berani untuk berharap apalagi bermimpi tentang bahagia dan masa depan.
Siulan biola memanggil lelap. Hidup sebatas kesalahan dan kekalahan baginya.
Juli, 2020
Komentar
Posting Komentar