Ketika Hati Dipenuhi Luka
Kesakitan semakin
menerjang begitu aku merasa pintu gerbang menuju kebahagiaan telah didepan
mata. Semua cerita pahit itu terkuak. Dan aku mulai mengetahui semuanya. Sebenarnya
sakit begitu ku tau cinta yang selama ini ku tanam malah menjadi petaka yang
membuat diriku masuk ke jurang kesakitan.
Jujur,aku
terlalu mencintainya,dia membuat harapanku sampai ke atas awan. Aku tidak dapat
mengelak ketika ia mencoba membuatku pergi. Tapi wanita mana yang tidak teriris
hatinya,mengetahui bahwa bukan hanya aku yang ditahan untuk pergi,tapi juga
masa lalunya. Aku menangis,aku terluka.
Sebenarnya,aku
tidak ingin hanyut sedalam ini lagi. Aku takut mati. Tapi hati ini memaksaku
untuk bertahan. Sekalipun logikaku memintaku untuk pergi. Aku tau,percuma aku
memperjuangkan dia,tapi ia juga berjuang untuk menjadi milik masa lalunya.
Aku kelelahan,hati
ini benar-benar dipenuhi luka. Semua orang pasti tau tentang rasa sakit yang
aku rasakan. Tapi tidak akan ada yang mengerti luka yang terlampau dalam ini. Sakit
yang aku rasakan lebih dari yang orang-orang lihat.
Aku tidak
mengerti,mengapa harus sesakit ini rasanya. Apa aku terlalu mencintainya? Iya,aku
sangat mencintainya. Tapi mata hatinya terlalu buta untuk melihat semua
tulusku. Ia terlalu mencintai masa lalunya. Dan ia tidak bisa ikhlas memaafkan
lukanya dari setiap kata kasar yang dulu ku torehkan dalam hatinya.
Apakah ini
karma? Tapi bukankah aku telah berusaha untuk memperbaiki segala kesalahan yang
pernah ku lakukan? Lalu apa lagi yang harus aku lakukan agar hatinya memaafkan
setiap luka yang pernah ku torehkan?
Aku pergi,aku
menyerah. Aku tidak sanggup lagi. Aku akan berjuang untuk mengikhlaskannya yang
bahkan belum sempat aku miliki. Demi membuatnya bahagia,aku rela untuk selalu
terluka. Seandainya dia tau,namanya akan tetap terucap dalam setiap doa yang
aku ucapkan kepada Tuhan.
Aku ingin dia
bahagia,hanya itu. Aku tidak munafik,aku sakit dan aku terluka. Aku ingin
memiliki hatinya. Tapi aku bukan orang yang seegois itu,aku akan lebih bahagia
jika mampu membuatnya bahagia. Meskipun itu melukaiku jauh semakin dalam.
Dan terima kasih
pasti kuucapkan kepadanya,karena sempat membuatku bahagia,meskipun hanya
kepura-puraan semata. Untuk dia yang mencintai masa lalu,ku katakana sekali
lagi,cinta ini terlalu tulus untuk ku hapus. Aku mencintaimu,terus seperti itu
akan ku jaga,dan kini semuanya dalam diam.
Komentar
Posting Komentar