Tried To Stop Fighting



Aku percaya ketika ada yang bilang,bahwa disaat kamu memperjuangkan seseorang,maka ada pula seseorang yang memperjuangkanmu. Ketika kamu mati-matian mencintai seseorang,maka akan ada pula yang mati-matian mencintaimu.
Hmm,jujur ini menyedihkan. Aku mencintai seseorang dengan sangat tulus. Sudah lama aku mengaguminya,namun kami masih saja tidak dapat bersatu. Aku berjuang sendirian. Aku mencintainya dan sudah mengorbankan banyak hal untuknya.
Pernah aku berbisik dalam hilir doa yang aku panjatkan pada Tuhan. Aku mengeluh atas setiap perjuangan yang membiarkan aku terselungkup dalam ketidakpastian yang menyakitkan. Aku masih saja menangisi diriku. Betapa aku merasa rendah atas semua perkara ini.
Aku memohon kepada Tuhan,jika memang aku dan dia dapat bersatu dan membangun bahagia bersama,maka dekatkan kami. Namun,jika bahagia itu bukan untukku,dan jika akhirnya perjuanganku ini sia-sia,maka tolong jauhkan kami.
Entah apa rencana Tuhan. Hari demi hari ku biarkan mengalir begitu saja,kemudian kesakitan menerpa ku. Aku berfikir,mungkin Tuhan inginkan aku mundur. Berulang kali aku mendengar kabar menyakitkan tentang dia dengan wanita lain dan kedekatan mereka. Namun,berulang kali aku ingin menyerah,nyatanya Tuhan selalu menghendaki kedekatan ini. Aku dan dia tidak pernah benar-benar jauh.
Setiap kali aku ingin menyerah,nyatanya selalu ada alasan untuk kembali berjuang. Aku terlalu mencintainya,dan aku kesulitan untuk menolak setiap hadirnya dia lagi di hidupku. Aku ingin selalu membuatnya bahagia. Singkat saja,aku mencintainya.
Aku terus mengeluh kepada Tuhan akan kesedihan ini. Dan ternyata Tuhan memberitahuku tentang satu cerita lama. Seseorang yang memang sejak lama mendambaku. Ia lelaki yang cukup tampan,ia cerdas,ia berbadan tinggi. Hidungnya mancung. Ya,kawan lama yang selalu aku anggap teman.
Berulang kali ia berusaha membuatku bahagia. Berusaha meluangkan waktunya hanya untuk bisa bertemu denganku. Mengikuti kegiatan yang sama denganku padahal ia tidak bisa akan kegiatan itu. Namun ia berusaha mengerti agar tetap bisa dekat denganku.
Sudah banyak penolakan yang aku tuturkan hanya untuk membuatnya mengerti bahwa aku tidak mencintainya. Mulai dari cara yang lembut hingga cara kasar untuk membuatnya mengerti. Namun ia begitu gigih untuk membuktikan bahwa cintanya tulus.
Keadaan seperti ini membuatku merasa sangat terpukul. Ketika aku berjuang untuk orang yang tidak mencintaiku,padahal ada orang yang berjuang untuk bisa ku cintai. Aku bimbang untuk bertindak.
Jika aku berhenti berjuang,bukankah itu terlalu lemah? Aku sudah sejauh ini berlari mencapai bahagia. Namun jika aku bertahan,bukankah aku berarti bodoh? Aku berdarah untuk orang yang tidak mencintaiku. Dan aku membuat terluka orang yang mencintaiku. Orang yang selalu memperjuangkanku tanpa lelah.
Kemudian aku merenung. Mungkin sudah waktunya aku perlahan belajar mengikhlaskan,aku harus mulai melupakan seseorang yang hatinya tak pernah untukku. Dan menyembuhkan hati dari semua luka yang selama ini terasa.
Dan untuk membuka hati,perlahan akan ku lakukan. Aku juga ingin bahagia seperti orang lain. Aku juga ingin dicintai,bukan hanya mencintai sendirian. Seandainya,aku dapat dicintai oleh orang yang aku cintai. Ataupun aku dapat mencintai orang yang aku cintai.

Komentar

Postingan Populer