Sebuah Surat Untuk Dia

Sebuah Surat Untuk Dia
Mungkin kesalahan aku membiarkannya masuk ke dalam hidupku. Bahkan perlahan ia masuk ke dalam relung hatiku yang harusnya hanya tercatat satu nama. Bukan menjadikannya pelarian apalagi pelampiasan. Perlahan rasa ini memang menjadi amat sayang hingga takut kehilangannya. Namun terlalu naas. Karena hubungan yang tersembunyi ini membuat banyaknya pula pertemuan pribadi yang tidak diketahui banyak orang.
Kadang aku iri pada teman-temannya yang bisa selalu ada di dekatnya tanpa merasa malu. Aku tau,aku sadar. Bukan hak ku memaksakan perhatian lebih di tempat umum padanya. Karena dia pun tidak berhak menuntut apa pun dari ku. Aku, yang sudah mempunyai kekasih, hanya tertunduk malu atas kesalahan yang ada. Bukan dia kesalahanku, salahku yang memberi celah untuk membiarkannya tetap masuk. Dia yang awalnya hanya menyukaiku, ku biarkan untuk menyayangiku. Hingga akhirnya kami sama-sama tidak siap untuk melepaskan.
Aku tidak tau akan sampai kapan ia menjadi bagian hidupku yang begitu penting. Atau kekasih ku kah yang akan tetap menjadi bagian terpenting hidupku. Aku adalah orang yang paling terluka ketika tahu ia terluka. Tidak hanya dia yang menderita. Aku yang kini selalu menangis dan menjadi lemah. Yang tidak kuat setiap kali keadaan memaksaku membanggakan kekasihku di hadapan semua orang. Merasa amat bersalah dan berharap selalu mampu menjaga perasaan mu, meskipun pada akhirnya aku selalu menyakitimu.
Yakini aku bahwa kamu adalah yang terbaik. Selalu dengan penuh harap aku dapat memilihmu. Namun hatiku menolaknya. Aku takut terluka lagi. Dan berharap kamu dapat hancukan keraguanku. Tidak ada yang salah bukan dalam perasaan? Aku ingin bersamamu, namun mengertilah ada dia yang selalu berusaha membahagiakanku lebih dari kamu yang baru ku kenali. Seandainya kamu hadir sebelum ada dia. Seandainya hubungan itu belum di mulai.
Jika pada akhirnya bukan kamu yang terpilih, aku berharap bisa menghabiskan sisa waktu bersamamu dengan bahagia. Dan semoga dunia mendukung untuk bahagia kita yang akan berakhir dengan cepat. Percayalah akan ada bahagia yang lebih dari ini selepas kesakitan ku terlebih kamu. Kamu yang terlebih berarti, semoga kuat bertahan hingga aku siap memilih pada siapa bahagia akan ku tautkan.

Komentar

Postingan Populer