Terjadi Lagi Luka Yang Sama

Aku pernah membaca pada suatu kutipan yang memaparkan bahwa “bersyukurlah dicintai oleh seorang penulis,karena kamu akan ada dalam setiap tulisan yang ia buat.” Hal tersebut lazim terjadi. Aku misalnya. Aku memang bukan penulis,tapi aku suka menulis. Bukan tanpa alasan,hanya saja,aku adalah seorang yang mudah lupa,jadi aku berusaha mencari cara agar setiap cerita yang terlukis dalam hidupku akan tersimpan abadi.
Dunia ini kejam,bagaimana tidak. Ketika dua hati yang tak dapat bersatu,ketika cinta bertepuk sebelah tangan,namun harus menahan ego masing-masing. Terlihat biasa saja tanpa ada masalah dan kekacauan,tampak baik-baik saja ketika hati menangis,menunjukkan dirinya kuat padahal sedang terpuruk dan melemah. Dan itu dilakukan dihadapan orang yang dicintai. Berat. Sulit.
Melihat senyummu yang menatap wajahku membuat aku semakin sulit melupakan. Aku tau,aku salah. Harusnya tidak ada pertemuan berikutnya seperti malam ini,agar aku semakin mudah melupakan. Bukan melupakanmu,bukan pula melupakan kenangan yang pernah terjadi. Tapi melupakan cinta ini,melupakan sakitnya mencintaimu. Berusaha membalikkan keadaan seperti semula,saat aku belum memiliki cinta yang sedalam ini,saat aku masih menganggapmu sama seperti yang lain,teman.
Kini aku terperangkap lagi dalam perasaan yang rumit. Disaat aku ingin pergi,tapi hati menuntunnya kembali. Aku kesulitan untuk menjauh,bahkan aku tidak ingin melakukannya. Aku terlalu mencintai. Jika harus memilih,aku akan memilih keadaan dimana kita tetap bisa menjadi teman dekat dan membiarkan perasaanku ternetralisir sendirinya seiring waktu berjalan.
Aku beruntung memiliki penampilan yang kuat,hingga saat aku serunyam ini,aku dapat menutupinya. Mungkin bagi sebagian orang,aku memang lemah. Namun,hanya dua orang yang membuatku jadi selemah ini,kekasih di masa laluku,dan dia yang kini aku cintai,iya,dia yang membuatku jatuh cinta dan menyadariku,setelah masa laluku pergi,aku hanya berambisi terhadap satu orang,yang pada kenyataannya aku tidak bisa dengan sempurna mencintainya. Sayangnya,ketika aku mencintai dia,dan memiliki cinta yang amat sempurna seperti beberapa tahun lalu,aku masih harus terluka. Bukan aku yang dia mau,bukan aku pula,yang ia tunggu.
Mungkin dulu aku tidak selemah ini,masih bisa menahan perih dan kecewa karena ambisiku yang terlalu menyesatkanku. Namun kini,aku menjadi seperti pada masa laluku. Aku kelelahan karena terlalu sering menumpahkan air mata.  Dia benar,aku lemah. Hmm,seandainya dia sadar,cinta padanya yang membuatku lemah.
Ini yang aku benci dari “cinta yang tulus”,membuatku amat kuat ketika bahagia,namun membuatku sangat lemah ketika dikecewakan,ketika sedih karenanya. Hatiku mengeram,berteriak memohon bantuan. Dan lagi-lagi,aku hanya bisa terdiam tanpa banyak memaksa. Bahkan untuk mengetahui mengapa aku tidak dijadikan pilihan pun aku tak bisa.
Aku sangat kelelahan,bukan aku melawan takdir,tapi seperti yang penah kamu katakan juga,aku sadar diri siapa aku. Tuhan,aku mohon. Jika memang dia bisa mencintaiku dan kita saling mengukir bahagia bersama,maka biarkan kami tetap dekat dan hentikan sakit ini,biarkan kami saling membahagiakan. Namun jika dia tidak mencintaiku,tolong ikhlaskan hatiku,jauhkan kedekatan kami,biarkan aku segera menemui bahagiaku. Kuatkan aku Tuhan.


and when you click this,you will see a simple video
http://youtu.be/ZiE0hX0EA6c

Komentar

Postingan Populer