Bukan Pilihan Hatimu
Apakah kau tau betapa menyakitkannya
ketika banyak orang memandang kita dekat
padahal kita bukan apa-apa.
Ketika banyak yang melihat ada rasa antara kita
padahal aku tidak pernah ada di hatimu.
Taukah kamu betapa hal itu menyayat batinku?
Aku,sendirian memendam rasa.
Terperangkap diantara rindu saat tak ada pertemuan.
Tersiksa meratapi kenelangsaan ini.
Rumit,terlalu banyak spekulasi
dalam kisah yang inginku sederhana saja.
Aku kelelahan,
karena aku belum sempat beristirahat
setelah sakitku usai.
Maka dari itu secepat ini aku berhenti.
Tak pernah ada perjuangan.
Kita berteman,dekat,dan akan selamanya begitu.
Kamu memang tidak memberiku harapan,
aku pun tidak berharap lebih dari teman
denganmu dalam kisah ini.
Tapi kamu harus mengerti,
ketika cinta menyergap hati,
harapan akan tumbuh dengan sendirinya.
Kini aku jatuh dalam jurang yang lebih dalam.
Aku ketakutan
untuk merasakan bahagia atas nama cinta.
Dalam ruang hampa dipenuhi rindu
dan kesakitan ini,
ku simak lagi cinta ini.
Masih utuh,masih untukmu.
Jika pada akhirnya
kau hanya bahagia menjadikanku teman,
maka aku izinkanlah aku senantiasa tetap menjadi temanmu.
Karena aku mencintaimu
untuk membahagiakanmu.
Dan jika itu pilihanmu,
aku bisa apa?
Memaksamu untuk menjadikanku pilihan?
Aku tidak sejahat itu.
Semoga kamu bisa bahagia bersama pilihanmu,
semoga aku tetap menjadi teman
yang membahagiakanmu.
Semoga tidak ada perpisahan
pada kisah yang tak pernah dimulai ini.
Kini aku kembali mengikhlaskan.
Kamu pun yang mengajariku,
bahwa semua orang
memiliki tulang rusuknya masing-masing,
dan pasangan itu tidak akan pernah terpasang
pada rusuk yang berbeda.
Mungkin kini aku hanya akan tetap memendam rasa
yang entah kapan dapat ku enyahkan.
Aku hanya berharap bisa ikut bahagia
setiap kamu juga merasa bahagia.
Untukmu,
dari aku yang tak pernah bisa dijadikan pilihan hati.
ketika banyak orang memandang kita dekat
padahal kita bukan apa-apa.
Ketika banyak yang melihat ada rasa antara kita
padahal aku tidak pernah ada di hatimu.
Taukah kamu betapa hal itu menyayat batinku?
Aku,sendirian memendam rasa.
Terperangkap diantara rindu saat tak ada pertemuan.
Tersiksa meratapi kenelangsaan ini.
Rumit,terlalu banyak spekulasi
dalam kisah yang inginku sederhana saja.
Aku kelelahan,
karena aku belum sempat beristirahat
setelah sakitku usai.
Maka dari itu secepat ini aku berhenti.
Tak pernah ada perjuangan.
Kita berteman,dekat,dan akan selamanya begitu.
Kamu memang tidak memberiku harapan,
aku pun tidak berharap lebih dari teman
denganmu dalam kisah ini.
Tapi kamu harus mengerti,
ketika cinta menyergap hati,
harapan akan tumbuh dengan sendirinya.
Kini aku jatuh dalam jurang yang lebih dalam.
Aku ketakutan
untuk merasakan bahagia atas nama cinta.
Dalam ruang hampa dipenuhi rindu
dan kesakitan ini,
ku simak lagi cinta ini.
Masih utuh,masih untukmu.
Jika pada akhirnya
kau hanya bahagia menjadikanku teman,
maka aku izinkanlah aku senantiasa tetap menjadi temanmu.
Karena aku mencintaimu
untuk membahagiakanmu.
Dan jika itu pilihanmu,
aku bisa apa?
Memaksamu untuk menjadikanku pilihan?
Aku tidak sejahat itu.
Semoga kamu bisa bahagia bersama pilihanmu,
semoga aku tetap menjadi teman
yang membahagiakanmu.
Semoga tidak ada perpisahan
pada kisah yang tak pernah dimulai ini.
Kini aku kembali mengikhlaskan.
Kamu pun yang mengajariku,
bahwa semua orang
memiliki tulang rusuknya masing-masing,
dan pasangan itu tidak akan pernah terpasang
pada rusuk yang berbeda.
Mungkin kini aku hanya akan tetap memendam rasa
yang entah kapan dapat ku enyahkan.
Aku hanya berharap bisa ikut bahagia
setiap kamu juga merasa bahagia.
Untukmu,
dari aku yang tak pernah bisa dijadikan pilihan hati.
Komentar
Posting Komentar