Yang Belum Sempat Kau Baca



Dear Dee,
Setiap pemilik jiwa seni mempunyai ciri khasnya masing – masing. Seperti di cerita PERAHU KERTAS, Pak Wayan dari Bali melukis seseorang yang membelakangi latar, entah apa yang ia lihat, hanya sang pelukis yang mengetahuinya. Seperti Boy Candra yang menulis tentang kisah cinta dan sakit hati juga semangat bangkit dari sakit hati.
Mungkin seperti aku, yang selalu berfikir liar soal percintaan, seperti katamu di malam itu, yang ada di otakku hanyalah cinta, cinta dan cinta. Aku tidak bisa menepis semua itu, dalam setiap tulisanku selalu bercerita tentang cinta, dan aku akan berubah menjadi orang lain setiap kali aku keluar dari zona nyamanku yang bertemakan CINTA.
Tapi aku bisa bicara bahwa kamu salah, karena tak hanya itu yang aku fikirkan. Jika memang hanya itu yang aku fikirkan, mana mungkin aku bisa lolos untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri, pula aku bisa menjadi mahasiswa yang, yaaa tidak bodoh, meskipun tidak juga pintar.
Terima kasih, kamu adalah sosok yang paling jujur menilai aku secara objektif. Pecutan demi pecutan kamu lakukan, hanya karena kamu menyayangiku, iya itu katamu. Mungkin jika kamu tidak mengatakannya, selamanya aku akan menganggap apa yang kamu lakukan adalah agar aku menghilang dari hidup kamu. Lagi – lagi fikiranku liar. Yaa, kamu menyayangiku, sangat.
Setelah itu kau katakan, aku merasa seperti terjun dalam keindahan cinta lagi. Kata – katamu tak lagi meyakitkan, tetapi selalu membuatku semangat untuk melakukan segala hal. Kamu yang mengajariku cara yang benar dalam berorganisasi, juga tupoksiku dalam jabatanku di organisasi. Aku tahu bukan hal mudah mendidik manusia yang sangat keras kepala ini. Pula kau ajari aku tentang politik, itu menjadi percakapan paling menyenangkan bersamamu. Elok bukan dunia ini? Saat kita dipersatukan dengan orang yang sama – sama berfikir tentang apa yang kita fikirkan.
Aku sangat mencintaimu, setelah semua perjuanganmu yang bertahan dengan manusia ini, mendidik susah payah hanya untuk menjadikan aku yang lebih baik dari sebelumnya, aku tahu, kau sangat menyayangiku. Karena jika tidak, kamu pasti sudah memilih pergi.
Terima kasih untuk segala hal indah, terima kasih untuk semua sakit hati, terima kasih untuk semua yang terukir dalam hubungan kita. Kau harus tahu, berkatmu, aku lepas dari semua jerat sakit hati masa lalu, aku melupakan semuanya, dan mulai menyusun hidup yang hancur ini. Mungkin tanpa cintamu, aku akan sama seperti aku yang dulu selama bertahun – tahun. Tapi aku salah, aku dipertemukan dengan cinta yang sesungguhnya, yang mengobati semua sakit dan semua traumaku. Aku ingin kamu selamanya dalam hidupku, maaf jika aku egois, tapi aku tak akan bisa menjalani hidup dengan kesakitan lagi, aku ingin cukup untuk kehilangan.
Kamu adalah kebanggaanku, sayang.
Dari aku yang selalu mencintai kamu, Iftihal Muslim Rahman.

Komentar

Postingan Populer